Thursday, June 28, 2012

Believe..

Once, a friend said to me, “Jangan menjadi orang yang terlalu ‘kuat’ Ne, nanti cobaan yang dikasih (Tuhan) semakin berat” yah kalo gak salah ingat, seperti itu lah kata-kata dia untuk aku waktu itu.

Lalu kemudian aku berpikir…. Rasa-rasanya aku nggak pernah menjadi pribadi yang sok “kuat” di hadapan orang/Tuhan. Aku sering nangis, bahkan sangat sering sehingga sejak kecil di antara keluarga aku dijuluki yang paling cengeng. Lantas kenapa temanku itu bisa berkata seperti itu yaa?

Ok, flashback…. 3..2..1..sebelum dia berbicara seperti itu, kami membicarakan banyak hal. Di antaranya tentang keluhan dia terhadap kehidupan, sampai tentang kehamilanku. Dia mengeluh bahwa terkadang dia merasa lelah menjalani hidup, sering merasa tertekan dengan tuntutan orang-orang di sekitarnya, and worse.. bahwa dia terkadang merasa bahwa sebentar lagi dia akan segera menghadap Yang Kuasa.. :s

Lalu aku menanggapi, percaya atau tidak, aku juga pernah merasa seperti itu.. Cuma bedanya mungkin aku tidak pernah mengungkapkan ke dia, sehingga dia merasa kehidupan aku ya fine-fine saja. Padahal, kalo lagi stress, sampe nangis2 sesenggukan sendirian juga sering aku alami. Haha.. tapi aku selalu teringat kata-kata ajaib dari seorang tokoh agama, yang rasanya kata-kata ini sudah terkenal kemana-mana yaa.. yaitu kayak gini, “dan ini pun akan berlalu…” artinya, apapun kejadian yang sedang kita alami saat ini, ingatlah bahwa dalam beberapa waktu ke depan pasti akan berlalu juga, sehingga tidak boleh berlebihan dalam meresponnya. Kalo lagi mengalami bahagia, kebahagiaan itu pasti akan berlalu dalam beberapa waktu ke depan; begitu juga kalo lagi menderita, ingatlah penderitaan itu juga won’t last forever..jadi jangan diratapi terlalu lama. Kira-kira seperti itulah intinya..

Lalu kemudian, quote nya yang akhir-akhir ini juga suddenly famous adalah, “Untuk semua yang telah terjadi, terima kasih. Untuk semua yang belum terjadi, baiklah” I think this is a great quote too, remind us that we have to be thankful for everything happened in our life, either good or bad; and not to worry about future that hasn’t happened. Well, kedengeran sangat ideal sekali ya sepertinya kata-kataku, hahaha… padahal jujur sebagai manusia biasa (-_-)” aku juga sering “lupa” merasa bersyukur atas kehidupan ini. Hehehe…

Nah, kembali ke obrolan aku dan temanku, waktu aku memberi jawaban seperti itu, lalu kemudian dia bertanya lagi, kali ini mengenai kehamilanku… kalo ga salah (haha.. maklum penyakit ibu hamil, suka lupa :D) waktu itu tentang bagaimana kalo nanti anak yang aku lahirkan ini mengalami ‘sesuatu’ kendala, yah misalnya sakit X atau Y atau Z? apa aku sudah siap? Waktu itu aku jawab, “aku percaya kalo semua akan baik-baik saja. Kalaupun ngga, ya sudah..” lalu aku mengutip kata2 tokoh agama tsb di atas. Nah, saat aku jawab seperti itu, temanku langsung menanggapi dengan kata-kata yg sudah aku sebutkan di kalimat pembuka tadi, bahwa sebaiknya aku jangan jadi pribadi yang terlalu kuat, karena nanti ‘mungkin’ cobaan yang dikasih Tuhan akan lebih berat.

Itulah yang membuat aku berpikir, apakah memang seperti itu? Karena kalau aku pribadi justru tidak pernah berpikiran seperti itu. Sampai saat ini, aku Cuma memegang satu keyakinan, yakni “percaya”. Percaya bahwa semua akan baik-baik saja, percaya bahwa apa yang sedang aku jalani ini memang yang sudah seharusnya, percaya bahwa semua yang berada di sekeliling aku (termasuk teman-teman, orang-orang yang berhubungan dengan aku, dll) adalah baik.

Contohnya ketika kemarin persiapan wedding, dalam pemilihan venue, bridal, mobil, souvenir, kartu undangan, jas, dll.. kebanyakan aku pake system “percaya”.
-      Bayangkan, pihak venue tidak pernah menghubungi kami sampe hari H, tidak pernah ada 1 pun dering telpon dari mereka (haha.. tapi kenyataannya pas hari H lancar2 aja sih.. )
-      Lalu pemilihan bridal, aku memilih vendor bridal yang “nama”nya kurang terdengar, tapi aku percaya bahwa vendor itu bagus berdasarkan informasi dari “teman online” ß teman online ini pun aku belum pernah ketemu, hanya ketemu di dunia maya aja, bahkan sekarang udah lose contact J (kenyataannya, pas hari H aku puass banget sama makeupnya dan semua orang bilang Bagussss…)
-      Pemilihan mobil, juga berdasar info teman, sms-an ama yg punya mobil, booking deh. Sempet deg-deg an mobilnya ga dateng pas hari H sih, tapi kenyataannya dateng tepat waktu banget tuh. J
-      Kartu undangan, pake voucher gratisan dari bridal, meski ga tau kualitas kartu undangan punya vendor ini gimana… tapi kenyataannya, fine2 aja kok…acceptable and good price J
-      Souvenir, beli online dan bikin sendiri.. percaya semua selesai tepat waktu (H-1 tepat selesai krn dapet bala bantuan dari keluarga untuk packing… hehe)
-      Jas, pake voucher yg dari bridal juga. Pokoknya kita memanfaatkan secara maksimal voucher2 gratisan.. tapi kenyataannya hasilnya bagusss kokkk..

Dan ketika acara wedding selesai, aku sempat amazing, wow… kenapa semuanya bisa berjalan lancar ya? Padahal kayaknya dalam persiapan aku gak seribet orang2 lain..karena aku percaya vendor2 yang menangani wedding ini, sudah ahli dan berpengalaman dalam bidangnya masing2, jadi ya kita serahkan aja semua ke mereka, just believe that everything’s gonna be okay.

Begitupun dalam proses kehamilan aku, wah itu benar2 penuh keajaiban sampai terkadang aku ngga percaya, but it happened! For example, saat pertama mengetahui ada janin di rahimku, aku ngga henti-hentinya bertanya.. how come? Karena pada waktu itu aku sempat selama 4 bulan menjelang pernikahan tidak mendapat menstruasi. So I think It’s impossible to get pregnant before I get my period. When we (my hubby and I) asked the doctor how it can be possible for me to get pregnant, the doctor said, “Just thanks God” hahaha…. Dan kami sangat mensyukuri itu.
Kemudian selama proses 4 bulan pertama kehamilan, waduh mau nangis dan give up rasanya, sangat menderita karena hampir tidak ada satu jenis makananpun yang enak dimakan, muntah-lemah-letih-lesu-ngantuk sudah jadi agenda sehari-hari, sampai berat badan turun 6 kg dlm 4 bulan itu! Setiap malam kami berdoa minta supaya aku terus sehat dan bisa melewati tahapan ini dengan kuat..aku juga berusaha selalu menanamkan ke pikiranku bahwa aku percaya aku bisa melewati ini, aku percaya bayi kami akan baik-baik saja sampai tiba saatnya melihat dunia. Well, syukurnya doa kami berbuah baik, 4 bulan pertama bisa kami lewati dengan susah payah, dan selanjutnya tidak ada hambatan yang cukup berarti.

Now, we just have to wait for other miracles. In a few weeks later, we can hold the little baby in our arms. Wish us luck! J