Friday, September 17, 2010

Susahnya ngomong "Terima Kasih"

Beberapa hal yang sedikit membebani pikiranku..

Apakah salah kalau kita memberi bantuan kepada orang lain, kemudian kita mengharapkan balasan berupa 2 kata sederhana "terima kasih" ?
Apakah dengan mengharapkan 2 kata tersebut, artinya kita sudah memberi bantuan dengan mengharapkan pamrih?
Aku bingung....

Basically, aku tuh orangnya suka ga tega-an, terlebih kepada saudara sendiri... terlebih kalau aku tahu, sesuatu yang kita berikan itu akan memberi manfaat yang sangat besar untuk masa depan dia. (setidaknya ini menurut pandangan aku pribadi, karena aku tidak menanyakan hal ini kepada orang tsb).

Flash back sekitar 7.5 tahun lalu, saat aku sedang mempersiapkan ujian akhir SMA (UAN--Ujian Akhir Nasional---), saat belajar, terus terang pikiranku terbagi 2... antara semangat untuk lulus, dan bingung kalo udah lulus mau kerja atau kuliah.. Karena saat itu, terus terang kedua orangtuaku tidak ada cukup dana untuk membiayai kuliah aku. Saat memikirkan hal itu, Aku seringkali meneteskan air mata...

Akhirnya dengan berbagai cara aku mencari informasi beasiswa dan mencobanya. Perjuangan tidak sia-sia., aku mendapat beasiswa full (sampe tamat kuliah dan dapat gelar S1) dari salah satu perguruan tinggi swasta di kotaku. Seneeeeng banget rasanya... setidaknya aku bisa kuliah.. untuk beli buku dan lain-lain aku belum memikirkan caranya ^^

Kemudian setelah mendapatkan beasiswa tersebut, aku kembali mendapat informasi dari kakakku mengenai program pendidikan gratis dari salah satu bank swasta terbesar di indonesia. Sebenernya aku uda gak mau coba, karena aku berpikir toh aku sudah mendapat kuliah gratis disini, untuk apa lagi aku mencoba sesuatu yang tidak pasti, dan akan mengeluarkan biaya banyak..?( karena waktu itu test di jakarta dan harus pakai biaya sendiri)..

Tapi akhirnya karena didorong oleh keluarga (tante, mama, kakakku), aku akhirnya tetap mencoba juga... ehhh... memang jalan hidup orang gak ada yang tau ya.. akhirnya aku lulus tes tersebut dan menjadi 1 dari 23 peserta terpilih yang berhak mendapat pendidikan gratis selama 2.5 tahun di jakarta (dapat uang saku dan fasilitas kesehatan, dan jaminan kerja setelah lulus).
Akhirnya dengan sedikit ga enak, aku membatalkan beasiswa S1 di universitas di kotaku... untung gak ada penaltii.. klo gak, uang dari mana untuk membayar penaltinya? hehehe...

Selesai kuliah 2.5 tahun di bank tersebut, aku diterima sebagai karyawan. Sambil kerja, aku meneruskan kuliah 1 tahun di perguruan tinggi swasta demi mendapat gelar S1 (karena saat pendidikan tsb, kita tidak mendapat gelar Sarjana).. Wahh saat itu aku sangatt lelah, lelah di biaya dan lelah di tenaga juga.. hehhehe...baru masuk kerja, dananya langsung terpakai buat kuliah... (mana biaya kuliah kan mahal sangatt...untuk salary fresh graduate saat itu yg hanya 1.8 juta ^^ ) pokoknya pas bangettt, apalagi aku kost di jakarta...gak ada yg tersisa buat nabung..kalaupun ada itu dikitt banget, jgn dihitung yaa, anggap aja buat cadangan dana darurat ^^

Setelah berhasil lulus kuliah (sekitar 3 tahun lalu), aku tidak bisa langsung bernapas lega... Karena bertepatan dengan tahun kelulusanku, adikku pun baru masuk kuliah.. (which is ...it will cost a lot).... akhirnya aku dan kakakku, bersama sama membantu biaya kuliah adikku tsb (sampai saat ini..).

Actually, aku sangat berharap hal tersebut bisa memacu adikku untuk lebih semangat kuliah.. karena setidaknya ada yang peduli terhadap dia, dan dia tidak perlu khawatir lagi mendapat dana dari mana untuk membiayai kuliahnya. Tapi, entah kenapa dan apa yang dipikirkannya, kok sepertinya aku merasa apa yang sudah aku berikan 3 tahun ini, seperti tidak dihargai..
he always asks more..and more...and more...but even a sincere "thank you", seems so hard for him to say.

Beberapa kali aku sudah pernah memberikan dia modal untuk berbisnis kecil-kecilan (jual pulsa elektrik, seperti aku saat ini)...meskipun tidak untung banyak, setidaknya hasil keuntungannya itu bisa untuk membeli pulsa untuk pribadi.. Tapi apa daya, entah kemana modal yang aku berikan juga tidak kembali.

Pernah juga aku memberikan HP bekas aku pakai, tapi hilang, (bukan hanya aku yg memberikan HP dan hilang, juga punya kakakku), akhirnya karena waktu itu aku kasihan, aku ingin memberi dia pelajaran, betapa susahnya membeli dengan uang sendiri.. Aku memberikan dia HP ku yg lain lagi, dengan syarat dia harus membeli seharga 100 ribu (saat itu murahh banget loh karena waktu itu belum ada tuh HP2 China kayak sekarang). Aku kasih harga semurah mungkin karena aku memang tidak bermaksud menjual, hanya berharap dia tahu bahwa mencari uang itu susah..mendapatkan sesuatu dengan uang sendiri itu susah... Ternyata hingga saat ini, tidak ada tuh sedikitpun pembayarannya. (niat mungkin ada, tapi tidak terealisasi).

Beberapa bulan lalu, dia meminta sesuatu lagi dari aku, karena saat itu pikiranku lagi mumet dan aku jg lagi butuh banyak dana untuk mempersiapkan rencana pernikahanku, aku merasa nih anak kok seperti istilah "udah dikasih hati, minta jantung"... aku selama ini memang selalu diam, aku jg biasanya ga pernah mengungkit2 semua hal yang sudah aku lakukan dan berikan untuk dia. Awalnya aku menasihati dia baik-baik, suruh dia berkaca dan introspeksi atas semua berkat yang sudah dia terima... Tapi kok ya ga mempan, malah dia merasa semakin emosi dan tersinggung. Akhirnya, entah kenapa saat itu aku langsung mengungkit pembayaran HP yang dulu, biaya kuliah yg sudah aku berikan, dll..

Mungkin dia merasa sakit hati, karena dia langsung marah dan membalas message ku dengan nada tak sopan dan disertai tanda seru yang banyakkkkk.. aku gak membalas dengan tanda seru juga dong.. hehe..karena aku tahu sifat dia sangat emosi-an... hanya terus terang aku kecewa...

Sangat kecewa, karena sepertinya dia tidak pernah menghargai apa yang sudah aku lakukan untuk dia..
Sangat kecewa, karena dia tidak mengerti, bahwa semua yg aku lakukan untuk dia adalah aku ikhlas melakukannya.
Sangat kecewa, karena dia tidak pernah mengatakan even a single thank-you.

Aku tidak mengharapkan apa-apa adikku sayang, aku hanya ingin tahu, apakah sebegitu sulitnya untuk dirimu mengatakan "terima kasih" sebagai ganti dari "caci maki dan umpatan" mu?