Monday, January 10, 2011

Esensi dari sebuah Pesta Pernikahan

Kata orang-orang, mempersiapkan pesta pernikahan bukanlah suatu hal yang mudah. Ya mempersiapkan mentalnya, fisiknya, dan yang gak kalah penting yaitu mempersiapkan dananya.. hehe..

Mendengar hal itu, sedikit banyak ada perasaan takut menyeruak di diriku. Yah.. kalo boleh dibilang, aku dan co-ku memang sedang membicarakan ke arah pernikahan, mengingat kami merasa sudah cocok satu sama lain. Daripada kelamaan, mending langsung tancap gas.. hehe.. lagipula toh usia pacaran kami sudah menginjak tahun ke 3 saat ini. Kami berencana mengadakan “perhelatan akbar” (jiahh...) tersebut tahun ini, 2011 (OMG masih ga berasa ini 2011.. T.T)

Kemaren sempet ngobrol ama temen kami sekelumit tentang pesta pernikahan. Kebetulan, katanya...dia pernah menjadi wedding organizer untuk teman2nya, selain tentu saja dia sendiri juga sudah menikah doong.. makanya dah tau. Hehehe.. dia sih sempat menawarkan diri untuk menjadi wedding organizer, namun kami belum mengiyakan. Toh, aku pikir2, kami belum terlalu butuh WO, apalagi budget kami juga terbatas. Kayaknya akan lebih baik jika dana tersebut digunakan untuk hal2 lain. Apalagi kata orang-orang, lebih afdol jika mengurus pesta pernikahan kita sendiri sampe sedetil2nya. Asyik, seru..—katanyaa lohh... aku sendiri belum ngerasain serunya dimana, yang ada aku merasa capekk plus stress. Ehehehehe.. Satu-satunya hal yang membuat aku semangat adalah bagian pemilihan souvenir. Hehe.. karena dari dulu kalo ke kondangan, aku memang paling sukaa ngumpulin souvenir-souvenir yang didapet. Tapi esensi dari pesta pernikahan kan bukan terletak pada souvenir yang kita berikan ke para tamu, toh? So i guess i must try to focus to the whole party itself, not only to the souvenirs. :(

Kembali ke obrolan kami dengan teman kami tersebut. Setelah dia tahu kami sedang berencana menikah tahun ini, mulai deh dia memberondong kami dengan berbagai pertanyaan. Kapan rencananya ? di gedung apa ? udah bikin budgeting ? Selain pertanyaan pertama—yang kami jawab ‘tahun ini’—, pertanyaan lain kami jawab dengan gelengan kepala. Hehehe... karena memang jujur saja, kami belum ada persiapan apapun.

Melihat kami selalu menggelengkan kepala atas pertanyaan yang dia berikan, teman kami langsung menceramahi, “harus dari sekarang lohh, apalagi rencananya tahun ini.. bla bla bla... “

Ya. Kami sadar seharusnya memang persiapan dimulai dari sekarang. Tapi Ya Tuhan, males sekali... apalagi cowok ku juga setiap diajak discuss mengenai hal ini, selalu menanggapi dengan senyum. Aku tahu, dia juga malas sebenernya.

Bantu kami mengatasi rasa malas ini, Tuhan...

Aku tuh lagi mikir, sebenernya apa sih esensi dari sebuah pesta pernikahan? Kalau memang dengan melakukan holy matrimony saja sudah sah, kenapa harus dilakukan pesta lagi ??

Kalau ada yang bilang untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain, memangnya dengan tanpa pesta kita tidak cukup bahagia??

Bukankah seharusnya dengan memutuskan menikah dengan pilihan hati kita dan berniat menjalankan sisa hidup kita dengannya, itu merupakan hal yang membahagiakan? Karena bagi aku pribadi, membayangkan sisa hidupku akan kuhabiskan berdua dengannya (plus anak-anak kami nantinya tentu), itu sudah membuatku excited dan bahagia banget.. :)

Kalau ada yang bilang pesta itu untuk memberitahukan ke khalayak ramai bahwa status kita sudah tidak lagi single, memangnya sebegitu perlunya diumumkan ke kerabat2 kita seperti itu? Toh, itu semua tergantung pada diri kita sendiri.. wong yang sudah diumumkan bahwa dia sudah menikah juga, masih bisa aja menikah untuk ke-2, ke-3, ke-4 kalinya. Hehe..

Kalau ada yang bilang itu untuk gengsi/status ekonomi, nah ini yang aku gak habis pikir.. memangnya kita hidup dari gengsi?.. bahkan ada yang rela ngutang untuk menggelar pesta pernikahan yang sebenernya diluar budget mereka. Ya ampun, please jangan.. (kecuali angpao yang didapet yakin bisa nutup utangnya.. hehe piss). Kalo untuk menikah saja ngutang, bagaimana untuk membiayai kehidupan setelah menikah nantinya? Apalagi kalo langsung punya anak.. huaa.. nangis deh..

Kalau ada yang bilang untuk menyenangkan orangtua, well.. yang ini aku tidak bisa comment deh.. memang kadang orangtua suka menuntut seperti itu ke anak-anaknya (termasuk aku korban tuntutan orangtua.. hahahaha).. namanya orang tua, kalo gak diturutin ntar katanya kualat (ini istilah yang aku tau sih).. hehe..

Jadi sebenernya apa sih esensi dari pesta pernikahan? Kayaknya yang paling masuk akal yang alasan terakhir.. hmm.. jadi mikir, kalo aku jadi orangtua nanti, aku gak mau ah memaksakan anak2ku untuk menyelenggarakan pesta pernikahan, holy matrimony saja udah cukup kok.. yang penting kan keabsahannya, bukan pestanya. Lain halnya, kalo si anak sendiri yang memang ingin menggelar wedding party. hehe..

Aku lebih suka dananya digunakan buat jalan-jalan.....atau buat DP rumah... atau buat beli isi rumah...atau buat dana pendidikan calon anak.. :)

Hufffh... tapi biar bagaimanapun, saat ini aku harus menghadapi kenyataan, bahwa mau tak mau, suka tak suka, aku harus mengurus masalah ini.. huaaaaaaaa...

pengalaman kakak perempuanku yang baru saja married Desember 2010 kemarin, yah sebelum hari H memang sangat Stress Skalee.. tapi setelah itu, leganya minta ampun. :)
Jadi aku rasa, kata kata itu jua lah yang akan menyemangati aku, aku ingin ngerasain yang katanya "Leganya minta ampunn... " hahahaha...

Go getter, ANne!!